Selasa, 21 Februari 2017

Pengertian Dan Cara Penggunaan Light Meter

Pengertian Dan Cara Penggunaan Light Meter
light meter for photography
Ketika saya ingin menjelaskan apa itu Light meter sebaiknya anda klik link [LIGHT METER] ini karena sebelumnya saya sudah menjelaskan pada catalog kategori produk, ok saya coba akan menjelaskan lebih mendalam mudah-mudahan akan menambah pengetahuan.

Light Meter sering kita sebut sebagai alat untuk mengukur cahaya  kalau dalam ilmu photography pengukur cahaya digunakan untuk menentukan pembukaan. Diberikan kecepatan film dan kecepatan rana, alat ini akan menunjukkan f-stop yang akan memberikan sebuah pembukaan yang netral. Light meter juga digunakan pada cinematography dan desain sains. Pada umumnya alat ini digunakan untuk kepentingan pencahayaan agar cahaya yang di dapatkan bisa optimum sesuai dengan kebutuhan kualitas aplikasi.

Kalo kita perhatikan kebanyakan alat ini digunakan oleh terapan ilmu photography mungkin karena memang basic pencahayaan adalah yang Utama dalam ilmu photography. Namun Light meter juga bisa di aplikasikan dalam bidang lain seperti penggunaan untuk kepeluan pergudangan, restaurant, rumah sakit ruangan galeri, sekolah, perpustakaan dan lain sebagainya.

Bagaimana Menggunakan Light Meter ?

Pada contoh kasus bagaimana mengukur intensitas cahaya ini akan kita ambil pada studi kasus photography

Seperti kita tahu sebelumnya bahwa Light Meter adalah alat yang dipakai untuk mengukur jumlah cahaya yang masuk. dengan membandingkan dengan ASA, aperture dan shutter speed yang digunakan, maka Light Meter dapat menentukan cahaya yang masuk, sudah “pas”, “under” (kurang) atau “over” (lebih).

Dengan adanya fasilitas Light Meter ini Anda tidak perlu lagi menebak-nebak kombinasi dari bukaan diafragma dan shutter speed yang tepat untuk ‘mengisi’ film atau sensor dengan cahaya. Pada intinya light meter fungsinya ibarat meteran yang mengukur intensitas cahaya yang akan jatuh mengenai sensor atau film melalui diafragma yang memudahkan fotografer untuk mencari keseimbangan pencahayaan.

Secara umum light meter terdiri dari dua jenis pengukuran, Reflected light meter dan Incident light meter. Reflected light meter adalah cahaya yang dipantulkan oleh subyek, sedangkan Incident light meter adalah cahaya yang jatuh ke subyek.

1. Reflected light meter

Seperti namanya (reflected), light meter akan menghitung cahaya yang dipantulkan oleh subjek dan memilih setting exposure kamera (aperture, shutter speed dan ISO) supaya tonalnya 18% abu-abu (gray).

Di kamera, untuk mengaktifkannya cukup menekan setengah tombol shutter. Di light meter eksternal seperti Sekonic, bidik atau arahkan alat ke daerah midtone (area yang sedang/midtone gelap-terangnya), dan layar LCD akan menunjukkan setting exposure termasuk f-stop yang direkomendasikan untuk dipakai.

Masalah yang timbul dari reflected light meter mode adalah light meter bisa salah jika yang subjek foto terlalu banyak bidang putih atau hitam. Bidang putih akan memantulkan terlalu banyak cahaya sehingga foto akhir menjadi agak gelap/abu-abu. Sedangkan jika yang subjek berwarna hitam, maka hasil akhir foto bisa menjadi abu-abu juga alias terlalu terang.

2. Incident light meter

Untuk menghitung cahaya yang jatuh ke subjek foto, incident light meter mode lebih akurat karena mengukur langsung kuantitas cahaya yang jatuh ke subjek, bukan yang dipantulkan.

Cara memakainya yaitu menempatkannya ke subjek foto dan mengarahkan kubah putih light meter menghadap arah cahaya lalu menekan tombol pada light meter.Jika arah cahaya dari samping yang menerangi subjek foto, arahkan kubah ke arah lensa untuk mendapatkan perhitungan f-stop yang akurat.

Related Posts

Pengertian Dan Cara Penggunaan Light Meter
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.